Hai sahabat Sains, kembali lagi bersama saya di blog kita bersama.
Kali ini kita akan membahas Fakta Sains Yang Ternyata Salah Kaprah Namun Masih Dipercaya.
Air laut berwarna biru karena memantulkan warna langit
Mungkin semua orang berpikir bahwa warna biru air laut hanya sebatas hasil pantulan sinar matahari terhadap langit luas yang memiliki warna biru. Padahal, molekul air laut sebenarnya memiliki warna asli biru. Namun karena molekul air itu menyerap persentase warna biru dalam jumlah sedikit, maka warna birunya baru akan terlihat jelas ketika lautan tersebut cukup dalam.
Kecepatan listrik sama dengan kecepatan cahaya
Mungkin kamu menemukan statement bahwa kecepatan listrik sama dengan kecepatan cahaya. Kenyataannya, elektron dalam listrik yang notabene punya massa jelas tidak bisa bergerak secepat kecepatan cahaya.
Lama setiap musim dipercaya sama
Setiap musim punya durasi waktu yang berbeda antara satu dengan lainnya. Memang, perbedaannya hanya memakan waktu harian jika dirasakan di Bumi. Berbeda halnya jika kamu berdomisili di Planet Mars, beberapa hari akan terasa seperti beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
Suhu dingin bikin flu
Hampir semua orang mempercayai fakta yang salah ini. Kalau kamu mau kenyataannya, coba perhatikan baik-baik kalimat berikut: flu hanya akan muncul ketika penyebabnya berupa virus. Suhu dingin tidak punya andil dalam memicu flu di diri seseorang.
Satu-satunya planet bercincin hanya Saturnus
Kita selalu percaya Saturnus sebagai satu-satunya planet yang memiliki cincin. Kenyataannya, beberapa planet lain seperti Uranus, Neptunus, dan Jupiter, juga memiliki cincin layaknya Saturnus. Hanya saja cincin yang dimiliki Planet Saturnus merupakan cincin yang paling terlihat jelas dan tentu saja ini menarik indra visual kita untuk mempersepsikan Saturnus sebagai satu-satunya planet bercincin.
Meteor yang sampai ke bumi memiliki suhu tinggi
Pernah lihat film fiksi ilmiah yang menanyangkan gambar lahan di sekitar area meteor jatuh terbakar api membara? Fix, itu fakta sains yang salah. Api yang muncul akibat gesekan dengan atmosfer bumi memang melelehkan lapisan luar meteor tetapi tidak dengan bagian dalam meteor yang merupakan batu sebagai media atau konduktor buruk. Jadi, ketika sudah mendarat, hanya akan dirasakan suhu hangat, bukan panas.
0 komentar:
Post a Comment