Saturday, 25 January 2020

7 hal yang dilakukan Nabi Isa A.S di akhir zaman



SEBAGAIMANA nanti dijelaskan tersendiri bahwa di antara misi Nabi Isa alaihis salam ketika turun di muka bumi adalah memusnahkan Yajuj dan Majuj. Beliau bersama sahabatnya akan memusnahkan Yajuj dan Majuj, kaum yang jumlahnya amat banyak dan terkenal amat rakus. Disebutkan dalam hadits Nawwas bin Saman yang amat panjang, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,





"Allah mengirim Yajuj dan Majuj, Dari segala penjuru mereka datang dengan cepat. (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata: Tadi disini ada airnya. nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa, lalu Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah lalu Allah mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa mereka dan melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga dan meninggalkan genangan dimana-mana. Allah memberkahi kesuburannya hingga hingga sekelompok manusia cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup dengan sapi perahan dan beberapa kerabat mencukupkan diri dengan kambing perahan. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim di bawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi." (HR. Muslim no. 2937)

Intinya, misi Isa bin Maryam ketika turun ke muka bumi sebagaimana diterangkan dalam berbagai hadits adalah:
(1) membunuh Dajjal,
(2) menghancurkan salib-salib,
(3) membunuh babi,
(4) menghapuskan jizyah atau upeti (cuma ada satu pilihan yaitu masuk Islam),
(5) menghancurkan agama selain Islam dan yang tersisa di muka bumi hanyalah Islam,
(6) memusnahkan Yajuj dan Majuj, serta
(7) menjadi imam dan hakim yang adil dengan menegakkan syariat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Monday, 20 January 2020

6 Tanda Diterimanya Taubatan Seorang Hamba



Mengutip pernyataan seorang ahli hikmah, Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Hajar al-‘Asqalani dalam kitabnya al-Munabbihat ‘ala al-Isti ‘dad li Yaumil Mi‘ad, menyebutkan tidak ada yang bisa memastikan apakah tobat seorang hamba diterima atau tidak. Namun, setidaknya ada enam hal yang menandakan tobat seseorang diterima oleh Allah subhanahu wata’ala (Syekh Nawawi, Nasha’ih al-‘Ibad, hal. 49).




Pertama, dalam hati seorang yang bertobat lahir kesadaran bahwa dirinya tidak terpelihara dari dosa. Ini berarti, kapan pun dirinya bisa terjerumus lagi ke dalam perbuatan dosa, baik dosa yang telah ditobati maupun dosa yang berbeda. Atas dasar itu, dia selalu berhati-hati menghadapi hal-hal yang sekiranya bisa mengantarkan dirinya jatuh lagi pada kubangan yang sama dan kembali berbuat nista.

Kedua, mendapati hatinya sedikit gembira, dan banyak bersedih. Bagaimana hatinya bisa bergembira karena senantiasa mempersiapkan dan memikirkan masa depan akhiratnya yang belum mendapat jaminan apa-apa. Apakah hidupnya berakhir dengan membawa iman? Itulah yang selalu direnungkan seorang yang bertobat, sehingga tak berani meluapkan kegembiraannya secara berlebihan, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ قَلَّ فَرَحُهُ، وَقَلَّ حَسَدُهُ

Artinya, “Siapa saja yang banyak mengingat kematian akan sedikit gembiranya dan sedikir tasa hasudnya,” (HR. Ibnu al-Mubarak).

Ketiga, lebih dekat dengan orang-orang yang saleh, dan jauh dari orang-orang yang jahat dan buruk perangainya. Di saat yang sama, dia menyadari bahwa dekat dengan orang-orang baik dapat mempertahankan kebaikan dirinya dan bisa diingatkan manakala berbuat kesalahan.

Sebaliknya, bergaul dengan orang-orang jahat membuka kesempatan bagi dirinya tergerus oleh keburukan mereka, walaupun dia berusaha tidak melakukannya. Benar apa yang disampaikan Rasulullah saw.:

مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Teman yang baik dan teman yang buruk dibaratkan seperti pembawa minyak wangi dan peniup selongsong api. Pembawa minyak wangi akan menghembuskan aroma wangi kepadamu. Sehingga engkau membeli minyak wanginya atau mencium aromanya. Sedangkan peniup selongsong api akan membakar pakaianmu atau engkau mencium bau asap darinya,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).



Keempat, melihat perkara dunia yang sedikit sebagai sesuatu yang banyak di hadapannya. Sedangkan melihat perkara akhirat yang banyak sebagai sesuatu yang sedikit. Sang hamba yang bertobat ingat bahwa sesedikit apa pun kekayaan dunia, yang halalnya akan dihisab dan dipertanggungjawabkan, sedangkan yang haramnya akan disiksa. Lebih berat lagi, pertanyaan tentang harta lebih berat daripada pertanyaan tentang yang lain. Soal ilmu misalnya, hanya ditanya, untuk apa ilmu itu dipergunakan, sedangkan soal harta akan ditanya, dari mana harta itu didapatkan dan untuk apa harta itu dibelanjakan.

Kelima, melihat diri dan hatinya sibuk dengan perkara-perkara yang dibebankan Allah kepada dirinya, sedangkan terhadap perkara-perkara yang telah dijamin oleh Allah, tak sedikit pun meresahkannya. Di antara perkara yang dibebankan Allah adalah tuntutan syariat-Nya (taklif), baik tuntutan untuk dilaksanakan maupun tuntutan untuk ditinggalkan, baik yang bersifat wajib maupun yang bersifat sunnah. Sedangkan perkara yang telah dijamin di antaranya rezeki, umur, jodoh, kematian, dan sebagainya.

Baca: Ini Tiga Syarat Tobat menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Keenam, selalu menjaga lisan. Hal ini lahir dari kesadaran bahwa banyak membicarakan perkara yang tidak berguna, sama dengan mengantarkan dirinya kepada pintu kemaksiatan, sebagaimana yang diingatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:

أَكْثَرُ النَّاسِ ذُنُوبًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ كَلَامًا فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ

Artinya, “Sesungguhnya, manusia yang paling banyak dosanya pada hari Kiamat adalah manusia yang paling banyak bicaranya dalam kemaksiatan kepada Allah,” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Karenanya, tak mengherankan bila menjaga lisan termasuk amal yang paling dicintai Allah, sebagaimana dalam hadits, “Amal yang paling dicintai Allah adalah menjaga lisan,” (HR. Al-Baihaqi).

Demikian tanda-tanda orang yang diterima tobat. Semoga kita termasuk di dalamnya. Wallahu a’lam.

Ciri-ciri wanita pengikut Dajjal di Akhir Zaman



Arah - Munculnya Dajjal menjadi pertanda besar akhir zaman yang tandanya sudah sampai pada ciri-ciri hari kiamat yang nyata.





Ciri-ciri wanita pengikut Dajjal di akhir zaman :

1. Tabarruj dan suka pamer.

Tabarruj adalah wanita yang suka memamerkan atau melihatkan ‘perhiasaan mereka’. Suka dan terlena dengan dunia dan bersenang-senang karena dorongan hawa nafsu dunia yang besar. Melupakan dan berpaling dari akhirat.

2. Berpakaian tapi telanjang.

Yaitu wanita yang berpakaian ketat, membentuk dan menonjolkan lekuk tubuh, mengenakan bahan pakaian yang tipis dan transparan serta pakaian yang tidak menutup auratnya dengan baik. Sementara wanita dalam Islam diwajibkan untuk menutup auratnya.

3. Kufur kepada suami.

Masih sering mengumpat dan tidak bersyukur kepada suami atas apa yang telah diberikan. Padahal kewajiban wanita setelah menikah itu harus taat pada suami, memperlakukan suami dengan baik dan menjaga kehormatan suami.

4. Wanita yang meninggalkan Sholat.

Wanita yang sering meninggalkan sholat dan mengacuhkan seruan adzan maka termasuk pada pengikut dajjal sebagai penghuni neraka. Tidak hanya untuk wanita saja, namun juga untuk laki-laki.

5. Wanita yang membaca Al-Quran hanya sampai kerongkongan.

Maksudnya adalah wanita yang rajin membaca Al-Quran, namun hanya sebatas membaca saja dan tidak meresapinya ke dalam hati. Sehingga menunjukkan wanita yang gemar membaca Al-Quran namun akhlaknya tidak terpuji dan masih saja melakukan perbuatan tercela.

6. Wanita yang mengabaikan fitnah Dajjal.

Yaitu wanita yang tidak takut dengan kedatangan dajjal dan tidak memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal.
Ia tidak peduli dengan fitnah dajjal dan orang seperti inilah yang disukai Dajjal untuk menjadi pengikutnya.

7. Wanita yang murtad.

Wanita yang memilih untuk keluar dari menganut agama Islam karena berbagai sebab dan faktor maka kelak akan termasuk pada golongan dari pengikut dajjal.

Jika tidak ingin menjadi bagian dari golongan ini pada akhir zaman maka perkuatlah iman dan memintalah kepada Allah agar terbebas dari fitnah Dajjal. Wallaahu a’laam.


Sunday, 19 January 2020

3 Doa Agar lancar rezeki

Dalam Islam diajarkan bahwa untuk mencari rezeki, tidak cukup hanya dengan bekerja keras, namun setiap Muslim harus melengkapi ikhtiar tersebut dengan doa. Doa mencari rezeki dalam Islam cukup banyak, tiga di antaranya yakni:



1. Menurut Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ustadz Ainul Yaqin, doa dibawah ini baik dibaca agar rezeki lancar.

Doa yang sering dibaca Sahabat Nabi Muhammad SAW ini adalah:

َّأَللَّهٌمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ وَعَطَائِكَ رِزْقًا طَيِّبًا مٌبَارَكًا، اَللَّهُمَّ إِنَّكَ أَمَرْتَ بِالدُّعَاءِ وَقَضَيْتَ عَلَىَّ نَفْسَكَ بِالْاِسْتِجَابَةِ وَأَنْتَ لَا تٌخْلِفٌ وَعْدَكَ وَلَا تٌكَذِّبُ عَهْدَكَ اَللَّهُم مَا أَحْبَبْتَ مِنْ خَيْرٍ فَحَبِّبْهٌ إِلَيْنَا وَيَسِّرْهُ لَنَا وَمَا كَرَهْتَ مِنْ شَئْ ٍفَكَرِهْهُ إِلَيْنَا وَجَنِّبْنَاهُ وَلَا تُنْزِعْ عَنَّا الْإِسْلَامَ بَعْدَ إِذْ أَعْطَيْتَنَا


Allahumma innii as’aluka min fadhlika wa athaa’ika rizkan thayyiban mubaarakan. Allahumma innaka amarta bid du’aa’i wa qadhaita alayya nafsaka bil istijaabah wa anta laa tukhlifu wa’daka wa laa tukadzzibu ahdaka. Allahumma ma ahbabta min khairin fa habbibhu ilaina wa yassirhu lanaa wa maa karahta min syaiin fa karihhu ilaina, wa jannibnaahu wa laa tunzi’ annal islaam ba’da iz a’thaitanaa.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta dari keutamaanmu dan pemberianmu, rizki yang baik lagi berkah. Ya Allah sesungguhnya engkau memerintahkan untuk berdoa dan memutuskan atasku pengabulan doa, dan engkau Zat yang tidak melanggar janji dan tidak mendustainya.

2. Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadits menjelaskan bahwa doa memperlancar rezeki yang baik di antaranya adalah doa yang terdapat dalam hadits dan Alquran. Nah, dalam artikel Okezone terdahulu sudah dijabarkan doa memperlancar rezeki dalam hadits, yaitu dari  HR Ahmad:

اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.

“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)

3. Doa agar rezeki lancar di bawah ini berasal dari Alquran, yaitu QS. Al Maidah/5: 114.

رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang orang yang bersama kami dan yang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan engkau, beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki yang paling utama.” (QS. AlMaidah/5: 114).